Rabu, 25 Juli 2007

STOP!!! Global Warming

Tahun 2040 : 2.000 pulau tenggelam Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah suatu masalah yang perlu kita risaukan."Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulahAnda berpikir.Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC)memublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinyasangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadipeningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 - 0,3 o C.

Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habismeleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadikekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seanterojagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan.Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam airlaut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelanseluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi.

Sepanjang tahun 1980-2002,suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17 o C per tahun.Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o Cper tahun. Tanda yang kasatmata adalah menghilangnya salju yang dulumenyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu GunungJayawijaya di Papua.Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan KawasanPesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalahmengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkatsetinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, padatahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, danCilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya)akan terendam semuanya.

Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan permukaan laut bumi - termasuk laut di seputar Indonesia - terus meningkat. Pulau-pulau kecil terluar kita bisalenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2.000 pulau diIndonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang yang tinggal dipesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai. peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR), menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnyaradiasi gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas /inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumahkaca adalah istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumidan tidak bisa menyebar). Gas-gas ini secara alami terdapat di udara(atmosfer). Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena,makin tipis lapisan lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Padagilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga kian meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi.Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil (minyak,bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke udara.

Gas lainyang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%), ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca. Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim. Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau.

Menurutperkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35% rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan diIndonesia bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia(Walhi), mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi permukiman atauhutan industri). Jika kita tidak bisa menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih. Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk anak-anak kita nanti.Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :

  1. Matikan listrik.(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrikPLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
  2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
  3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga5%).
  4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama ACmenyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24 o C).
  5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
  6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
  7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
  8. Jemur pakaian di luar . Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
  9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
  10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
  11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
  12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar merekaturut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

Tidak ada komentar: