Kamis, 26 Juli 2007

IT'S STILL POSIBBLE TO CREATE DREAMS ?

Ada satu pepatah klasik yang sering diajarkan pada kita sewaktu kecil yang mengatakan "Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit". Dalam perkembangannya, berapa banyak dari kita yang merasa dirinya sebagai orang dewasa yang masih `mempercayai' pepatah klasik tersebut ? Atau lebih dalam lagi, berapakah di antara kita yang mau `mempercayai'nya, melakukannya dan berhasil mencapainya ? Ataukah kita hanya menganggapnya sebagai hiburan bagi anak kecil belaka ? Jika sebagian dari anda mungkin menganggap mempunyai cita-cita atau impian hanya sebagai suatu khayalan belaka, mengapa hampir semua buku motivasi dan buku-2 pengembangan diri justru terus menerus mengingatkan kita akan pentingnya mempunyai impian yang harus dicapai di dalam hidup ?

Faktanya, hampir sebagian besar orang saat ini mendasarkan hidupnya pada realitas yang ada, dan hanya sebagian kecil yang masih mempunyai impian dan menganggap impian itu bisa diwujudkan dalam hidupnya. Banyak hal yang membuat hal tersebut terjadi. Yang pertama, karena dalam masa pertumbuhan kita, terutama saat kita berada dalam usia pertumbuhan mental hingga 7 tahun, kita banyak menerima hal-hal yang berupa `doktrin' yang dimasukkan oleh orang tua, guru, serta lingkungan. Ada hal-hal yang positif yang dimasukkan, seperti budi pekerti, tata krama, dan sopan santun. Namun seringkali masuk juga doktrin yang `negatif' yang bisa menghambat pertumbuhan mental kita, seperti "Kamu kan dilahirkan sebagai anak orang miskin, jadi jangan berharap jadi orang kaya", "Kamu kan wanita, jadi enggak usah sekolah tinggi-tinggi nantinya, toh bakalan jadi ibu rumah tangga juga", "Jangan jadi orang kaya, orang kaya itu jahat", dan sebagainya. Doktrin semacam itu apabila diterima oleh pikiran kita berulang kali, akan dianggap sebagai suatu kebenaran. Dan akibatnya, dapat menurunkan tingkat kreativitas kita dalam menginginkan sesuatu. Dalam satu survey yang pernah diadakan di USA, ada sekelompok anak kecil yang berusia 0 hingga 5 tahun yang disurvey, dimana tingkat kreativitas mereka bisa mencapai hingga 95 %. Pada saat mereka berusia 5 hingga 7 tahun, anak-2 yang sama tersebut disurvey kembali, dan tingkat kreativitas mereka menurun hingga sekitar 15 %.

Yang kedua, system pendidikan kita lebih mengutamakan cara berpikir yang mengandalkan logika daripada kreativitas. Seorang anak yang pandai matematika dicap sebagai anak pandai, sedang anak yang lebih suka menggambar tapi kurang suka matematika dicap anak bodoh. Cara berpikir logika ini akhirnya terus terbawa hingga kita dewasa, sehingga saat kita menciptakan impian, tanpa sadar kita akan bertanya dalam hati "Logis nggak kalo saya pengen jadi orang kaya, dengan kondisi saya yang biasa-2 saja sekarang ini" misalnya.

So, dengan keadaan pikiran kita yang banyak dipengaruhi oleh doktrin-2 dari lingkungan tersebut, masihkah kita bisa menciptakan impian yang membuat hidup kita menjadi lebih baik ? BISA, dengan menciptakan kondisi-2 tertentu sebagai berikut.

  1. Apabila anda berpikir selalu berdasarkan logika, buat suatu impian yang `masuk akal' menurut logika anda. Menurut suatu penelitian, suatu impian akan dianggap masuk akal oleh orang-orang yang selalu berpikiran logis, apabila hanya meningkat sekitar 20% hingga 30 %, atau maksimal meningkat `satu level' dari kondisi anda saat ini. Misal, gaji anda saat ini adalah satu juta rupiah. Punya impian untuk meningkatkan pendapatan menjadi 1,2 juta hingga 1,3 juta tahun depan masih masuk akal. Anda saat ini naik sepeda, ingin mempunyai sepeda motor dua tahun lagi masih masuk akal. Anda naik motor saat ini, punya impian membeli mobil bekas tiga tahun mendatang masih masuk akal.
  2. Bagi anda yang cara berpikirnya tidak terbatasi oleh logika, dan lebih mengandalkan kreativitas (otak kanan), boleh saja membuat impian yang setinggi mungkin. Misal anda saat ini hanya mempunyai sepeda, dan ingin memiliki mobil BMW, itu impian yang normal-normal saja. Kadang-2 dalam seminar saya, ada orang yang bertanya, "Kalau begitu, orang yang berpikiran dengan logika impiannya dibatasi dan `kalah level' donk dengan impian orang yang berpikiran menggunakan kreativitas ? Sama-sama asalnya punya sepeda, yang berpikir logika anda sarankan punya motor dulu, yang berpikiran dengan kreativitas anda sarankan boleh mempunyai BMW". Saya selalu bertanya balik ,"Kalau begitu, apakah menurut anda langsung mempunyai impian punya BMW `masuk akal" dan logis ?" Tentu tidak, menurut orang yang berpikiran logis. Karena itu, lebih baik orang yang berpikiran logis dalam membuat impian dibuat bertahap daripada langsung besar. Misal, dari sepeda – motor – mobil bekas – mobil kijang – mobil BMW. Urutan seperti itu akan lebih masuk akal dibanding anda langsung ingin mobil BMW.
  3. Ciptakan kondisi yang menyentuh emosi anda, sehubungan dengan impian tersebut. Semakin dalam emosi yang terkait dengan impian tersebut, semakin kuat motivasi anda untuk mencapainya. Misal anda ingin mempunyai motor baru, apa manfaatnya bagi anda secara emosi ? Apakah hanya sekedar untuk meningkatkan gengsi anda ? Jika hanya ini alasan anda, bisa jadi impian ini bisa tidak tercapai, karena alasan emosionalnya kurang kuat. Mungkin bila alasannya ingin membuat istri anda bangga karena anda telah bekerja keras mencapainya, akan lebih memotivasi anda untuk bekerja keras mencapainya.
  4. Buat impian anda secara spesifik dan tertulis. Semakin spesifik, akan semakin mudah mencapainya. Jadi, daripada anda mengatakan ingin computer saja, akan lebih baik jika anda mengatakan ingin computer Pentium IV, memory 512 MB, layar VGA 128 MB, harddisk 60 MB dan sound card.
  5. Ciptakan batas waktu, kapan impian tersebut harus dicapai. Buat batas waktu yang menurut anda logis dan bisa dicapai. Misal anda ingin mempunyai tabungan 100 juta rupiah. Dengan penghasilan anda perbulan saat ini yang sekitar 2 juta rupiah misalnya, mungkinkah impian tersebut bisa dicapai dalam 1 tahun ? Jika tidak mungkin, panjangkan waktunya menjadi 7 atau 8 tahun misalnya, tentu lebih masuk akal.
  6. Buat `pengumuman' kepada orang-2 di sekitar anda (bisa rekan kerja, istri, suami, atau orang tua), bahwa anda akan mencapai suatu tujuan tertentu. Mereka bisa menjadi semacam `pendorong' tidak langsung, karena anda akan dihadapkan pada kondisi malu bila ternyata tidak berhasil mencapai apa yang telah anda `umumkan'.
  7. Buat kondisi seolah-olah anda sudah memiliki apa yang anda inginkan. Misalnya anda ingin motor baru. Sering-2lah pergi ke showroom motor, cobalah rasakan duduk di salah satu motor baru disana, rasakan emosi apa yang anda rasakan ketika mencoba duduk disana. Contoh kedua : Apabila anda ingin menjadi seorang manager di perusahaan anda, misalnya. Cobalah untuk berpakaian sebagaimana layaknya seorang manager. Pelajari dengan baik bagaimana seorang manager berbicara kepada anak buahnya. Jika memungkinkan, cobalah sekali-kali mencoba duduk di kursi manager. Rasakan apa emosi yang anda rasakan ketika anda duduk disana. Ingat, otak bawah sadar kita tidak bisa membedakan mana yang impian dan mana yang realitas. Semakin sering kita menciptakan kondisi seolah-olah impian kita sudah tercapai, akan semakin mendekatkan cara pikir dan tindakan kita menuju impian tersebut.
  8. Cari seorang mentor atau tokoh panutan yang bisa anda tiru. Dengan belajar dari seorang mentor, anda akan lebih cepat mencapai impian anda, karena anda belajar dari kesuksesan dan kesalahan orang tersebut, sehingga anda tidak perlu melakukan `trial & error" dalam mencapai impian tersebut. Seorang mentor bisa berarti orang yang anda kenal, yang mau membimbing anda mencapai seperti apa yang dia telah capai, ataupun anda bisa belajar dari cara kerja orang sukses yang bisa anda baca di buku-buku.
  9. Masuk ke dalam `dunia' impian anda. Misal, apabila anda menginginkan menjadi seorang pembicara, cobalah bergaul dengan orang-2 yang sudah berprofesi tersebut, dan cobalah menjadi seorang ahli di sana. Anda harus tahu bagaimana bersikap saat diatas panggung, anda harus tahu bagaimana menciptakan suasana yang mengesankan bagi para penonton, anda harus tahu siapa-2 saja event organizer yang biasa menyelenggarakan seminar, anda harus tahu lokasi-2 mana saja yang bagus untuk dijadikan tempat seminar, anda harus tahu buku-2 apa saja yang dibaca oleh para pembicara, anda harus tahu musik apa yang harus digunakan saat pembukaan acara, dll. Intinya, jadilah seorang expert di bidang yang anda suka.
  10. Take Action ! Mulailah melangkah, detik ini juga setelah anda membaca artikel ini. Sebagus apapun impian anda tentu tidak akan terwujud tanpa tindakan nyata dari anda.

Satu hal yang pasti, anda pasti akan menemui hambatan dalam mencapai impian anda tersebut. Tidak ada kegagalan di dalam mencapai suatu impian, yang ada hanyalah orang yang berhenti melakukannya. Karena itulah maka dia disebut gagal. Jadi, janganlah berhenti sebelum impian anda tercapai.

Tidak ada komentar: