Selasa, 17 Juli 2007

Sederhanakanlah Hal Yang Rumit

Kompleksitas suatu isu yang Anda hadapi di tempat kerja perlu Anda sederhanakan segera. Anda perlu mencari tindakan alternatif beserta konsekuensi-konsekuensi negatif dan positifnya. Hal ini bisa saja Anda lakukan dengan melakukan penekanan pada sasaran dan tujuan, apa yang menjadi masalahnya dan apa yang tidak, dan dengan bertanya "Mengapa?" "Mengapa tidak?" "Apa?" "Apa?" "Dimana?" "Kapan?", "Bagaimana?" dan "Siapa?"

Dengan menekankan pada penyederhanaan, dan bukan pendekatan yang simplistik, manajer yang lihai mampu menembus semak-belukar berbagai cabangnya yang menjerat dan kemudian menangkap inti permasalahannya.

Dengan demikian, akan sangat menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Menurut Sigmund. G. Ginsburg, juga menghendaki pemerincian masalah atau isu menjadi bagian-bagian yang dapat ditangani, karena dalam keluasannya, masalah atau isu itu bisa membuat Anda kewalahan. Dengan menangani permasalahan bagian demi bagian, sang manajer dimungkinkan untuk mencapai solusi, untuk mengorganisir upaya, serta untuk menyusun dan mengalokasikan sumber daya.

Singkatnya, dengan menyelesaikan berbagai bagian permasalahan itu, sanga manajer menampung semuanya menjadi satu dan membuat solusinya menjadi mudah. Ia kemudian memfokuskan perhatiannya pada usaha mempresentasikan isu tersebut beserta upaya penyelesaiannya kepada manajemen atasannya dengan penekanan pada penyederhanaan hal-hal yang kompleks, sehingga manajemen di atas dapat menangkap intisari permasalahan dengan cepat dan mudah. Jika sang manajer telah melakukan tugasnya dengan baik dalam mengatur solusi permasalahan dan dalam mempresentasikannya kepada manajemen puncak, maka ia telah membuat segala sesuatunya kelihatan mudah.

Manajer-manajer terbaik, memang memiliki ketangkasan untuk mampu menyederhanakan masalah-masalah yang tersebut benar-benar nampak sederhana dan memberikan kesan bahwa solusi atau sukses yang dicapai nampak mudah atau relatif mudah meskpiun upaya keras untuk itu dicapai dengan susah-payah.

Sisi lain dari pendekatan ini adalah, bahwa manajer yang baik tidak merasa kesulitan untuk menyederhanakan persoalan. Tergantung dari masalahnya dan dari orang yang menanganinya, maka haruslah ada kepedulian bahwa kompleksitas sesuatu masalah telah diabaikan, dielakkan, atau disalahartikan.

Bagi sang manajer ini memang masih perlu meninjau kembali pekerjaan para bawahannya untuk mengetahui apakah presentasi dan solusinya yang sederhana itu tidak melewatkan kemungkinan-kemungkinan adanya kompleksitas, atau apakah solusi yang diusulkannya itu bisa diadaptasikan untuk memenuhi segala kemungkinan yang bakal terjadi.

Dengan pengalaman, kekuasaan, dan prestisenya, eksekutif yang baik mampu menyederhanakan hal yang kompleks dan mencapai tujuan yang dicarinya. Pada saat yang sama, ia pun mampu mengantisipasi dan membuat kompleksitas menjadi seakan-akan sederhana.

Tidak ada komentar: